Kampung Pintar merupakan kampung mandiri yang memiliki karakter dan potensi kearifan lokal, yang bisa dikembangkan untuk mencipta ataupun meningkatkan produktifitas melalui pemberdayaan masyarakat sekitar secara berkelanjutan. Program yang dijalankan di wilayah tersebut juga menyentuh lima unsur idealnya, yaitu : lingkungan, kesehatan, ekonomi, teknologi, nutrisi.
A. LINGKUNGAN
a. Program Green and Clean yang telah bergulir di Makassar selama 3 tahun, memberi dampak positif dalam pembentukan wilayah-wilayah dengan program lingkungan yang bagus. Seperti diantaranya, program penghijauan dan upaya-upaya masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah.
a. Untuk menuju kampung pintar, ada beberapa standart awal dari segi lingkungan, yaitu 1. Upaya pemerataan penghijauan, yaitu diukur melalui keberadaan tanaman/penghijauan yang mencakup 40% dari luas suatu wilayah.
b. Tiap wilayah memiliki 2 bank sampah yang sudah dijalankan.
c. Sudah menjalankan program reduksi sampah dan mampu menunjukkan hasil reduksi sampah, minimal 5% dari timbulan awal.
d. Menjalankan sistem kader lingkungan dengan model 1 : 10. Artinya, satu orang kader membina 10 warga sekitar.
B. KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup manusia.
Beberapa target akhir yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan antara lain :
a. Terbentuknya Posyandu dengan sistem yang memadai
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standart Pelayanan Minimal Bisang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Bahwa Posyandu merupakan entry point/pintu masuk semua pelayanan kesehatan dasar, khususnya untuk bayi, balita dan ibu hamil. Diharapkan, Posyandu dapat meningkatkan derajat kesehatan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta menanggulangi balita dengan gizi buruk.
b. Pendekatan yang digunakan:
1. Membuat sistem pendataan untuk ibu hamil
2. Memenuhi standart pelayanan untuk ibu hamil secara rutin
3. Edukasi dan pelayanan kesehatan yang memadai dalam pemenuhan kebutuhan bayi
Pelayanan kesehatan untuk memenuhi pemberian imunisasi dasar bagi bayi (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, campak).
• Edukasi dan penyuluhan dalam perawatan kesehatan bayi
• Penyuluhan perawatan kesehatan bayi, meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan
• Edukasi kesehatan umum, gigi dan mulut untuk menunjang kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini.
2. Pengurangan jumlah penderita DB (demam berdarah)
Menurut dinas kesehatan kota makassar penderita demam berdarah tahun 2010 sebanyak…..target untuk kampung pintar adalah berkurang 10 persen dr jumlah prosentase awal.
3. PHBS Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tiap wilayah untuk menunjang kesadaran dan peningkatan kualitas kesehatan.
- Mendorong penerapan edukasi berwawasan kesehatan sejak dini, melalui sosialisasi PHBS.
- Edukasi kesehatan umum, gigi dan mulut untuk menunjang kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini.
- Kampanye PHBS di beberapa kawasan layanan publik yang strategis (tempat pelayanan kesehatan, sekolah, tempat umum, dll)
C. TEKNOLOGI
1. Mampu memasarkan profil dan potensi wilayah secara luas serta efektif melalui dunia maya.
2. Mempunyai internet center sebagai wadah komunikasi untuk menyebarluaskan informasi dan pengembangan jaringan komunitas tersebut.
D. EKONOMI
1. Program diarahkan agar dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat sekitar
2. Target akhir yang akan dicapai di bidang ekonomi, diantaranya :
a. Mencipta dan mengembangkan produk unggulan yang layak jual demi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
b. Mempunyai community center, sebagai wadah dan forum penyampaian gagasan maupun inovasi-inovasi untuk program pengembangan wilayah.
c. Community center sekaligus merupakan tempat dari produktifitas yang dihasilkan.
E. NUTRISI
Unsur ini terkait dengan pola konsumsi warga, seperti kebiasaan sarapan dan konsumsi bahan-bahan makanan bergizi lainnya.
TARGET AKHIR
a. Ada peningkatan pemerataan penghijauan dari standart awal. Cakupannya meningkat menjadi 60% dari luas wilayah.
b. Efektifitas bank sampah sebagai program reduksi sampah yang dijalankan warga di wilayah tersebut. Yaitu dengan perbandingan 1 : 50. Artinya, setiap bank sampah mampu menampung dan menjalankan sistem pemilahan sampah dari 50 KK.
c. Terbentuknya koperasi bank sampah yang sistematis. Artinya, program koperasi ini dijalankan secara konsisten oleh anggotanya dan mampu menghasilkan keuntungan minimal Rp 1 juta tiap bulan.
d. Mampu mereduksi sampah sejumlah 20% dari timbulan awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar